Elon Musk Kembangkan Fitur ‘Dislike’ di Aplikasi X (Twitter), untuk Apa?

Leo Dwi Jatmiko
Jumat, 12 Juli 2024 | 15:06 WIB
Logo X di kantor pusat Twitter, San Fransisco, AS - Twitter @elonmusk.
Logo X di kantor pusat Twitter, San Fransisco, AS - Twitter @elonmusk.
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Elon Musk dikabarkan tengah mengembangkan fitur downvoting yang akan digunakan di aplikasi X (dahulu Twitter) untuk meningkatkan peringkat balasan. Fitur ini menyerupai tombol “tidak suka (dislike)”. 

Fitur ini masih dirahasiakan oleh perusahaan. Namun temuan Techcrunch menunjukkan bahwa fitur downvote yang akan dihadirkan perusahaan Elon Musk tidak sama dengan Reddit. 

Referensi kode yang ditemukan di aplikasi X iOS sekarang menampilkan tombol yang muncul sebagai ikon patah hati di sebelah tombol “suka” berbentuk hati X serta referensi langsung ke fitur “downvote”.

Perusahaan dikabarkan sempat menguji downvoting pada 2021, sebelum akuisisi Elon Musk. Perusahaan yang saat itu masih bernama Twitter telah menguji tombol upvoting dan downvoting di semua postingan.

Pengujian terbaru menunjukkan bahwa X hanya mempertimbangkan untuk mengizinkan suara negatif pada balasan, untuk membantu menampilkan balasan yang lebih baik di bagian atas rangkaian pesan yang panjang sambil memindahkan balasan yang kurang disukai ke bagian bawah rangkaian pesan. 

Hal ini dapat mencegah pengguna memposting konten yang dirancang khusus untuk membuat marah orang dan mencoba menimbulkan rasa tidak suka sebagai bentuk keterlibatan.

Elon Musk terus melakukan perubahan di aplikasi X. Belum lama dirinya berencana memperbolehkan konten dewasa hadir di platform tersebut. 

Platform X percaya bahwa pengguna harus dapat membuat, mendistribusikan, dan mengkonsumsi materi yang berkaitan dengan tema seksual selama materi tersebut diproduksi dan didistribusikan atas dasar suka sama suka. 

“Ekspresi seksual, visual atau tertulis, dapat menjadi bentuk ekspresi artistik yang sah,” demikian tulis X di halaman tentang kebijakan “konten dewasa”.

X juga menyeimbangkan kebebasan ini dengan membatasi paparan konten dewasa untuk anak-anak atau pengguna dewasa yang memilih untuk tidak melihatnya. Perubahan pada kebijakan tersebut juga mencakup video dan gambar yang dihasilkan AI.

Sebelumnya, X memang tidak secara gamblang melarang konten NSFW (Not Safe for Work). Peraturannya tidak pernah melarang atau mengizinkan konten semacam itu secara langsung.

Kebijakan konten kekerasan X juga menyatakan bahwa konten yang dihasilkan tidak boleh memunculkan darah yang berlebihan dan penggambaran kekerasan seksual.

Platform ini terus melarang konten yang secara eksplisit menampilkan atau mengagungkan kekerasan seksual.

Sosial media ini telah dari dulu mengizinkan pengguna untuk menandai postingan mereka sebagai media sensitif dan tidak mengizinkan pengguna berusia di bawah 18 tahun atau mereka yang belum memasukkan tanggal lahir di profil mereka untuk melihat postingan tersebut.

Klausul terbaru memungkinkan X untuk membangun komunitas layanan seputar konten dewasa seperti OnlyFans. Di mana para pengguna akan membayar langganan untuk konten dewasa.

Sejak Elon Musk membeli X pada Oktober 2022, dia telah lantang bersuara bahwa perusahaan perlu mengejar pendapatan berlangganan untuk mendiversifikasi aliran pendapatannya.

Profesor Komunikasi di Cornell University Brooke Erin Duffy mengatakan bahwa langkah X untuk secara resmi mengizinkan konten dewasa sangat sesuai dengan strategi pemasaran perusahaan pasca-Musk. Pemilik Starlink itu juga disebut sedang butuh uang.

Dengan pembaruan kebijakan X ini, perusahaan tampaknya mendekati para pekerja termasuk "content creator" dan artis yang telah terpinggirkan oleh pedoman platform yang cenderung membatasi ketelanjangan atau ekspresi seksual, menurut Duffy.

“X sangat provokatif dan berusaha membedakan dirinya dari pesaing yang ‘aman bagi merek," ujarnya. Contohnya seperti Meta, YouTube, dan TikTok.

Menurut laporan Reuters, sekitar 13% postingan di X pada 2022 berisi konten dewasa.

Kini setelah jejaring sosial tersebut secara resmi mengizinkan konten dewasa, regulator pasti akan terus mengawasi X dan upayanya untuk menyingkirkan materi pornografi non-konsensual dan pelecehan seksual terhadap anak. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper